Jumat, 19 Oktober 2018
Sejarah Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
DISUSUN OLEH :
RAMADHAN
TAMARA PUTRI
FITRI RIZKY TARAVITA
RAMADHAN
TAMARA PUTRI
FITRI RIZKY TARAVITA
KELOMPOK 4
SISTEM INFORMASI-4
DownloadMakalah
PowerPoint Sejarah Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
DownloadPPT
Rabu, 17 Oktober 2018
ALQURAN & ALHADIS TENTANG SAINS DAN TEKNOLOGI BESERTA ASBABUN NUZUL/TAFSIR & ASBABUL WURUD
Nama : Tamara Putri
NIM : 0702172101
Kelas : Sistem
Informasi-4
-ALQURAN-
BIOLOGI
Proses Pembentukan Manusia
QS. Alaq : 2
Asbabun Nuzul :
Dalam hadis diriwayatkan oleh Aisyah r.a., ia
berkata bahwa permulaan wahyu kepada Rasulullah saw. ialah mimpi baik pada
waktu tidur. Biasanya mimpi yang dilihat itu jelas, sebagaimana cuaca pagi.
Kemudian, timbullah pada diri beliau keinginan meninggalkan keramaian. Untuk
itu, beliau pergi ke Gua Hira untuk berkhalwat. Beliau
melakukannya beberapa hari. Khadijah menyediakan perbekalan untuk beliau.
Pada suatu saat, datanglah malaikat kepada
beliau. Malaikat itu berkata, "Iqra' (bacalah)!" Beliau
menjawab "Aku tak pandai membaca." Malaikat mendekap
beliau sehingga beliau merasa kepayahan. Malaikat itu kembali berkata, "Bacalah!" Beliau
menjawab lagi. "Aku tak pandai membaca." setelah
tiga kali beliau menjawab seperti itu, malaikat membacakan surah al- 'Alaq ayat
1-5.
Setelah selesai membacakan kelima ayat tersebut,
malaikat pun menghilang. Tinggallah beliau seorang diri dengan perasaan ngeri
(takut). Beliau segera pulang menemui Khadijah. Beliau tampak gugup sambil
berkata, "Zammiluni, zammiluni (selimuti aku, selimuti
aku)." Setelah mereda rasa takut dan dinginnya, Khadijah meminta beliau
untuk menceritakan kejadian yang dialami. Setelah mendengar cerita yang dialami
beliau, Khadijah berkata, "Demi Allah, Allah tidak akan mengecewakanmu
selama-lamanya. Engkau aadalah orang yang suka menghubungkan kasih sayang yang
memikul yang berat."
Khadijah segera mengajak beliau untuk menemui
Waraqah bin Naufal, paman Khadijah. Dia adalah seorang pendeta Nasrani yang
sangat memahami Kitab Injil. Setelah bertemu dengannya, Khadijah meminta
Rasulullah saw. untuk menceritakan kejadian yang dialami semalam.
Setelah Rasulullah saw, Selesai menceritakan
pengalamannya semalam, Waraqah berkata, "Inilah utusan,
sebagaimana Allah swt. pernah mengutus Nabi Musa a.s. Semoga aku masih
dikaruniai hidup sampai saatnya engkau diusir kaummu." Rasulullah
saw. bertanya, "Apakah mereka akan mengusir aku?" Waraqah
menjawab, "Benar! belum pernah ada seorang nabi pun yang diberi
wahyu seperti engkau, yang tidak dimusuhi orang. Apabila aku masih mendapati
engkau, pasti aku akan menolong engkau seuat-kuatnya." (H.R al-
Bukhari, Bada' ul Wahyi No. 3)
Penjelasan : Allah swt. menyatakan
bahwa manusia dicipta dari 'alaqah (segumpal darah). Allah swt.sendiri juga
telah menegaskan bahwa manusia dicipta sebagai sebaik-baik ciptaan (Q.S.
at-Tin/95:4). Di dunia ini tidak ada makhluk yang dianugerahi wujud dan
fasilitas hidup yang menyamai manusia. Allah swt. memberi anugerah kepada
manusia berupa akal pikiran, perasaan, dan petunjuk agama. Semua itu menjadikan
manusia sebagai makhluk yang paling mulia. Dengan anugerah yang demikian
banyak, diharapkan manusia bersyukur kepada Allah dengan menaati semua perintah
dan menjauhi semua larangan-Nya.
Dalam kaitannya dengan kewajiban menuntut ilmu,
ayat kedua ini juga memberi petunjuk kepada manusia untuk mengenal dirinya sara
jelas, yaitu mengetahui asal kejadiannya.
QS. Najm : 32
Asbabun Nuzul :
Diriwayatkan oleh al-Wahidi,
ath-Thabarani, Ibnul Mundzir, dan Ibnu Abi Hatim, yang bersumber dari Tsabit
bin al-Harits al-Anshari bahwa kaum Yahudi beranggapan, apabila seorang bayi
mereka mati di waktu kecil, bayi itu termasuk orang shiddiq (manusia sempurna).
Anggapan itu sampai kepada Rasulullah saw. Beliau bersabda: “Bohong kaum Yahudi
itu. Tak seorangpun yang dijadikan Allah di dalam rahim ibunya kecuali
ditetapkan apakah ia celaka (di neraka) atau selamat (di surga).” Ayat ini
(an-Najm: 32) turun berkenaan dengan peristiwa tersebut, yang menegaskan bahwa
Allah Maha Mengetahui nasib makhluk-Nya.
QS. Mu’minun : 14
Asbabun Nuzul &
Tafsir :
{ثُمَّ
خَلَقْنَا النُّطْفَةَ عَلَقَةً}
Kemudian air mani itu
Kami jadikan segumpal darah. (Al Mu’minun: 14)
Yakni kemudian Kami
jadikan air mani yang terpancarkan dari tulang sulbi laki-laki dan dari tulang
dada perempuan segumpal darah mereka yang berbentuk memanjang.
Ikrimah mengatakan
bahwa 'alaqah adalah darah.
{فَخَلَقْنَا
الْعَلَقَةَ مُضْغَةً}
lalu segumpal darah itu
Kami jadikan segumpal daging. (Al Mu’minun: 14)
Yaitu berupa segumpal
daging yang tidak berbentuk dan tidak pula beralur.
{فَخَلَقْنَا
الْمُضْغَةَ عِظَامًا}
dan segumpal daging itu
Kami jadikan tulang belulang. (Al Mu’minun: 14)
Artinya, Kami beri
bentuk sehingga mempunyai kepala, dua tangan dan dua kaki berikut
tulang-tulangnya, otot-ototnya, dan urat-uratnya.
Ulama lain
membacanya 'azman, bukan 'izaman, menurut
Ibnu Abbas artinya tulang sulbi.
Di dalam kitab sahih
disebutkan melalui Abuz Zanad, dari Al-A'raj dari Abu Hurairah yang mengatakan
bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda:
"كُلُّ
جَسَدِ ابْنِ آدَمَ يَبْلَى إِلَّا عَجْبُ الذَّنَب، مِنْهُ خُلِقَ وَمِنْهُ (5)
يُرَكَّبُ"
Semua jasad anak Adam
hancur kecuali bagian bawah dari tulang punggungnya, karena dari tulang itu dia
diciptakan dan dari tulang itu pula dia akan dibangkitkan kembali.
{فَكَسَوْنَا
الْعِظَامَ لَحْمًا}
lalu tulang belulang itu
Kami bungkus dengan daging. (Al Mu’minun: 14)
Yakni Kami jadikan
baginya daging yang menutupinya, mengikatnya dan memperkuatnya.
{ثُمَّ
أَنْشَأْنَاهُ خَلْقًا آخَرَ}
Kemudian Kami jadikan
dia makhluk yang (berbentuk) lain. (Al Mu’minun: 14)
Yaitu kemudian Kami
tiupkan ke dalam tubuhnya roh, hingga ia dapat bergerak hidup dan menjadi
makhluk lain yang mempunyai pendengaran, penglihatan, perasaan, gerak, dan
getaran.
{فَتَبَارَكَ
اللَّهُ أَحْسَنُ الْخَالِقِينَ}
Maka Mahasucilah Allah,
Pencipta yang paling baik. (Al Mu’minun: 14)
Ibnu Abu Hatim mengatakan,
telah menceritakan kepada kami Ali ibnul Husain, telah menceritakan kepada kami
Ja'far ibnu Musafir, telah menceritakan kepada kami Yahya ibnu Hassan, telah
menceritakan kepada kami An-Nadr ibnu Kasir maula Bani Hasyim, telah
menceritakan kepada kami Zaid ibnu Ali, dari ayahnya, dari Ali ibnu Abu Talib
r.a. yang mengatakan, bahwa apabila nutfah (di dalam rahim)
telah menjalani masa empat bulan, Allah memerintahkan malaikat untuk meniupkan
roh ke dalam janin yang berada di dalam tiga kegelapan (tiga lapis pelindungnya).
Yang demikian itulah makna yang dimaksud oleh firman-Nya: Kemudian Kami
jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. (Al
Mu’minun: 14) Yakni Kami tiupkan roh ke dalamnya.
Telah diriwayatkan pula
dari Abu Sa'id Al-Khudii, bahwa makna yang dimaksud ialah peniupan roh ke dalam
tubuh janin.
Ibnu Abbas mengatakan
sehubungan dengan makna firman-Nya: Kemudian Kami jadikan dia makhluk
yang (berbentuk) lain. (Al Mu’minun: 14) Maksudnya,
Kami tiupkan roh ke dalam tubuhnya. Hal yang sama juga telah dikatakan oleh
Mujahid, Ikrimah, Asy-Sya'bi, Al-Hasan, Abul Aliyah, Ad-Dahhak, Ar-Rabi' ibnu
Anas, As-Saddi, dan Ibnu Zaid, kemudian dipilih oleh Ibnu Jarir.
Al-Aufi telah
meriwayatkan dari Ibnu Abbas sehubungan dengan makna firman-Nya: Kemudian
Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. (Al
Mu’minun: 14) Yaitu Kami pindahkan dari suatu keadaan kepada keadaan yang lain
hingga terlahirlah ia dalam rupa bayi. Lalu ia tumbuh menjadi anak-anak,
kemudian mencapai usia balig, lalu menjadi dewasa, dan selanjutnya memasuki
usia tua, kemudian usia pikun.
Imam Ahmad mengatakan di
dalam kitab musnadnya :
حَدَّثَنَا أَبُو
مُعَاوِيَةَ، حَدَّثَنَا الْأَعْمَشُ، عَنْ زَيْدِ بْنِ وَهْبٍ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ
-هُوَ ابْنُ مَسْعُودٍ-قَالَ: حَدَّثَنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ، وَهُوَ الصَّادِقُ الْمَصْدُوقُ: "إِنَّ أَحَدَكُمْ ليُجمع خَلقُه
فِي بَطْنِ أُمِّهِ أَرْبَعِينَ يَوْمًا، ثُمَّ يَكُونُ عَلَقَةً مِثْلَ ذَلِكَ،
ثُمَّ يَكُونُ مُضْغَةً مِثْلَ ذَلِكَ، ثُمَّ يُرْسِلُ إِلَيْهِ الْمَلَكُ
فَيَنْفُخُ فِيهِ الرُّوحَ، وَيُؤْمَرُ بِأَرْبَعِ كَلِمَاتٍ: رِزْقِهِ،
وَأَجَلِهِ، وَعَمَلِهِ، وَهَلْ هُوَ شَقِيٌّ أَوْ سَعِيدٌ، فَوَالَّذِي لَا
إِلَهَ غَيْرُهُ، إِنَّ أَحَدَكُمْ لَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ الْجَنَّةِ حَتَّى
مَا يَكُونُ بَيْنَهُ وَبَيْنَهَا إِلَّا ذِرَاعٌ، فَيَسْبِقُ عَلَيْهِ
الْكِتَابُ، فَيُخْتَمُ لَهُ بِعَمَلِ أَهْلِ النَّارِ فَيَدْخُلَهَا، وَإِنَّ
الرَّجُلَ لَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ النَّارِ، حَتَّى مَا يَكُونُ بَيْنَهُ
وَبَيْنَهَا إِلَّا ذِرَاعٌ، فَيَسْبِقُ عَلَيْهِ الْكِتَابُ، فَيُخْتَمُ لَهُ
بِعَمَلِ أَهْلِ الْجَنَّةِ فَيَدْخُلُهَا".
telah menceritakan
kepada kami Abu Mu'awiyah, telah menceritakan kepada kami Al-A'masy, dari Zaid
ibnu Wahb, dari Abdullah ibnu Mas'ud r.a. yang mengatakan bahwa Rasulullah Saw.
pernah bersabda kepada kami: Sesungguhnya seseorang di antara kalian
benar-benar dihimpunkan penciptaannya di dalam perut ibunya selama empat puluh
hari (dalam bentuk nutfah), kemudian berupa 'alaqah dalam masa
yang sama, kemudian dalam bentuk segumpal daging dalam masa yang sama, kemudian
diutus seorang malaikat kepadanya, maka malaikat itu meniupkan roh ke dalam
tubuhnya dan diperintahkan untuk mencatat empat kalimat (perintah), yaitu
tentang rezekinya, ajalnya, dan amal perbuatannya, serta apakah dia termasuk
orang yang celaka atau orang yang bahagia. Demi Allah yang tidak ada Tuhan
selain Dia, sesungguhnya seseorang di antara kalian benar-benar mengerjakan
amal perbuatan ahli surga sehingga tiada jarak antara dia dan surga selain
hanya satu hasta, tetapi suratan takdir telah mendahuluinya (bahwa dia
termasuk ahli neraka), maka pada akhirnya ia mengerjakan perbuatan ahli
neraka dan dimasukkanlah dia ke dalamnya. Dan sesungguhnya seseorang di antara
kalian benar-benar mengerjakan amal perbuatan ahli neraka, sehingga tiada jarak
antara dia dan neraka selain satu hasta, tetapi suratan takdir telah mendahuluinya (bahwa
dia termasuk ahli surga), maka pada akhirnya ia mengamalkan perbuatan
ahli surga dan dimasukkanlah dia ke dalamnya.
Firman Allah Swt.:
{فَتَبَارَكَ
اللَّهُ أَحْسَنُ الْخَالِقِينَ}
Maka Mahasucilah Allah,
Pencipta yang paling baik. (Al Mu’minun: 14)
Setelah Allah
menyebutkan tentang kekuasaan-Nya dan kelembutanNya dalam menciptakan nutfah ini
dari suatu keadaan kepada keadaan yang lain dan dari suatu bentuk ke bentuk
yang lain sehingga terbentuklah seperti bentuk manusia yang lengkap dan
sempurna, maka Allah Swt. berfirman: Maka Mahasucilah Allah, Pencipta
yang paling baik. (Al Mu’minun: 14)
Ibnu Abu Hatim
mengatakan pula, telah menceritakan kepada kami ayahku, telah menceritakan
kepada kami Adam ibnu Abu Iyas, telah menceritakan kepada kami Syaiban, dari
Jabir Al-Ju'fi, dari Amir Asy-Sya'bi, dari Zaid ibnu Sabit Al-Ansari yang
mengatakan, bahwa Rasulullah Saw. mengimlakan kepadanya ayat ini, yaitu
firman-Nya: Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari
saripati (berasal) dari tanah. (Al Mu’minun: 12)
sampai dengan firman-Nya: Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. (Al
Mu’minun: 14). Maka Mu'az berkata, "Maka Mahasucilah Allah, Pencipta yang
paling baik." Lalu Rasulullah Saw. tertawa, dan Mu'az bertanya,
"Wahai Rasulullah Saw., mengapa engkau tertawa ?" Rasulullah Saw.
menjawab: Dengan kalimat itulah ayat ini diakhiri, yaitu: "Maka
Mahasucilah Allah sebaik-baiknya Pencipta.”
FISIKA
Kecepatan gerak angular , kecapetan lepas
gravitasi bumi
QS. Hijr : 14-15
Penjelasan :
Studi ilmiah modern membuktikan bahwa gerakan
benda (tubuh) di angkasa raya tidak mungkin bisa lurus, akan tetapi ia pasti
akan melengkung dan membengkok, akibat tersebarnya materi dan energi di seluruh
angkasa raya, sehingga sebesar atau sekecil apapun kepadatan suatu benda, ia
tetap tidak akan bisa bergerak di angkasa raya kecuali menuruti garis-garis
melengkung (kurva).
QS. Anbiya : 33
Tafsir :
Kemudian Ibnu Abud Dunia
membacakan sebagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah yang disebutkan oleh
firman-Nya:
{وَهُوَ
الَّذِي خَلَقَ اللَّيْلَ وَالنَّهَارَ}
Dan Dialah yang telah
menciptakan malam dan siang. (Al-Anbiya: 33)
Yakni malam hari dengan
kegelapan dan ketenangannya, dan siang hari dengan cahaya dan keramaiannya.
Terkadang waktu yang satu lebih panjang, dan yang lainnya lebih pendek. Begitu
pula sebaliknya.
{وَالشَّمْسَ
وَالْقَمَرَ}
matahari dan
bulan. (Al-Anbiya: 33)
Matahari mempunyai
cahaya tersendiri begitu pula garis edarnya. Bulan kelihatan mempunyai cahaya
yang berbeda serta garis edar yang berbeda pula. Masing-masing menunjukkan
waktu yang berbeda.
كُلٌّ فِي فَلَكٍ
يَسْبَحُونَ
Masing-masing dari
keduanya itu beredar di dalam garis edarnya. (Al-Anbiya: 33)
Yaitu beredar.
QS. Yasin : 40
Asbabun Nuzul :
Firman Allah swt.:
{لَا
الشَّمْسُ يَنْبَغِي لَهَا أَنْ تُدْرِكَ الْقَمَرَ}
Tidaklah mungkin bagi
matahari mendapatkan bulan. (Yasin: 40)
Mujahid mengatakan bahwa
matahari dan bulan masing-masing mempunyai batasan tersendiri yang tidak dapat
dilampaui oleh yang lainnya, tidak dapat pula dikurangi oleh yang lainnya.
Apabila masa kemunculan yang satu tiba, maka yang lainnya pergi; begitu pula
sebaliknya bilamana yang lainnya datang, maka yang satunya pergi.
Abdur Razzaq mengatakan,
telah menceritakan kepada kami Ma'mar, dari Al-Hasan sehubungan dengan makna
firman-Nya: Tidaklah mungkin bagi matahari mendapatkan bulan (Yasin:
40) Bahwa hal tersebut terjadi di malam munculnya bulan sabit.
Ibnu Abu Hatim dalam bab
ini telah meriwayatkan dari Abdullah ibnul Mubarak yang mengatakan bahwa
sesungguhnya angin itu mempunyai sayap, dan sesungguhnya bulan itu beristirahat
di tempat yang ditutupi oleh air.
As-Sauri telah
meriwayatkan dari Ismail ibnu Abu Khalid, dari Abu Saleh, bahwa makna yang
dimaksud ialah cahaya yang ini tidak dapat menyusul cahaya yang itu, demikian
pula sebaliknya.
Ikrimah telah mengatakan
sehubungan dengan makna firman-Nya: Tidaklah mungkin bagi matahari
mendapatkan bulan.(Yasin: 40) Maksudnya, matahari dan bulan mempunyai
kekuasaan tersendiri. Karena itu, tidak pantas bagi matahari terbit di malam
hari.
Firman Allah swt.:
{وَلا
اللَّيْلُ سَابِقُ النَّهَارِ}
dan malam pun tidak
dapat mendahului siang. (Yasin: 40)
Yakni tidaklah pantas
bila malam hari, lalu berikutnya malam hari lagi, sebelum adanya siang hari di
antara keduanya; kekuasaan matahari di siang hari, dan kekuasaan bulan di malam
hari. Ad-Dahhak mengatakan bahwa malam hari tidak akan pergi dari arah ini
sebelum siang hari datang dari arah itu seraya berisyarat menunjuk ke arah
timur.
Mujahid mengatakan
sehubungan dengan makna firman-Nya: dan malam pun tidak dapat
mendahului siang. (Yasin: 40) Keduanya saling mengejar yang lainnya
dengan waktu yang cepat dan salah satunya muncul dengan kepergian yang lainnya.
Maka yang dimaksud ialah
bahwa tidak ada tenggang waktu antara malam dan siang hari, bahkan
masing-masing dari keduanya datang menyusul kepergian yang lainnya tanpa
tenggang waktu, karena keduanya telah diperintahkan untuk terus-menerus saling
silih berganti dengan cepat.
Firman Allah swt.:
{وَكُلٌّ
فِي فَلَكٍ يَسْبَحُونَ}
Dan masing-masing beredar pada garis edarnya. (Yasin: 40)
Yakni malam, siang,
mentari, dan bulan, semuanya beredar di. cakrawala langit, menurut Ibnu Abbas,
Ikrimah, Ad-Dahhak, Al-Hasan, Qatadah, dan Ata Al-Khurrasani.
Abdur Rahman ibnu Zaid
ibnu Aslam mengatakan bahwa tempat peredarannya ialah di antara langit dan
bumi; demikianlah menurut apa yang diriwayatkan oleh Ibnu Abu Hatim, tetapi
riwayat ini garib sekali, bahkan munkar.
Pemekaran Alam Semesta : Konstanta Hubble dan
Efek Doppler
QS. Zariyat : 47
Asbabun Nuzul :
Ibnu Mazhur mengatakan : "aidin"
(tangan-tangan) bermakna kekuatan. Firman Allah swt. diatas mengindikasikan
bahwa alam semesta yang disebutkan dengan kata "sama" (langit) selalu
mengalami pemekaran dan pengembangan. Hal ini ditunjukkan dengan kata
"musi'un" yang berfungsi untuk menunjukkan sifat kontinuitas.
Penjelasan :
Pada 1929 duet astronom, Hanson dan Hubble,
menegaskan kebenaran teori pemekaran alam semesta melalui aktifitas
peneropongan. Hubble merumuskan kaidah yang dikenal sebagai Konstanta Hubble,
bahwa galaksi-galaksi bergerak semakin jauh dari galaksi bumi dan dari
galaksi-galaksi itu sendiri. Berkat teori ini, usia alam semesta bisa dihitung
secara estimatif.
Efek Doppler adalah efek perubahan frekuensi
(panjang gelombang) yang diamati pada gelombang, akibat jarak antara sumber dan
pengamat berubah. inilah yang menjelaskan fenomena interdistance
antargalaksi.
Relativitas Einstein
QS. Nur : 35
Penjelasan
:
Orang yang dianggap oleh
bangsa Barat sebagai terjenius di dunia yaitu Albert Einstein karena menemukan
rumus relativitas E = m.c2 yaitu energi adalah hasil perkalian dari masa dengan
kecepatan cahaya yang dikuadratkan. Dari teori ini lahirlah bom atom dan
teknologi tenaga nuklir. Teori relativitas Einstein ini sebenarnya telah
tersirat puluhan Abad se-belum lahirnya Einstein.
Perhatikan kata cahaya di
atas cahaya, mirip dengan rumus relativitas Einstein yaitu E=m.c. Bukankah bom
atom tidak diletupkan oleh api.
KIMIA
Teori Gas Nebula
QS. Fusshilat : 11
Penjelasan
:
Pada penciptaan langit yang
masih berupa asap yaitu asap air yang mengepul katika bumi diciptakan. Kemudian
Allah menanyakan kepada langit dan bumi:“Datanglah kamu keduanya menurut
perintah-Ku dengan suka hati atau terpaksa”. keduanya menjawab: “Kami datang
dengan suka hati” Artinya, patuhilah perintah-perintah Allah dengan
suka hati atau terpaksa.
QS. Rahman : 19-20
Tafsir
& Penjelasan :
Di antara ahli tafsir ada yang
berpendapat bahwa la yabghiyan maksudnya masing-masingnya
tidak menghendaki. Dengan demikian maksud ayat 19-20 ialah bahwa ada dua laut
yang keduanya terpisah karena dibatasi oleh tanah genting, tetapi tanah genting
itu tidaklah dikehendaki (tidak diperlukan), maka pada akhirnya, tanah genting
itu dibuang (digali untuk keperluan lalu lintas), maka bertemulah dua lautan
itu, seperti terusan Suez dan terusan Panama.
Menurut Syaikh As Sa’diy,
maksud dua buah laut adalah; laut yang terasa tawar dan laut yang terasa asin,
keduanya bertemu bersama, sehingga laut yang berair tawar mengena kepada laut
yang berair asin sehingga keduanya bercampur. Akan tetapi, Allah swt. menjadikan di antara keduanya ada batas pemisah dari daratan sehingga
yang satu tidak dapat dilampaui oleh masing-masing, namun tercapai manfaat dari
keduanya. Dari air yang tawar dapat dimanfaatkan dengan diminum oleh manusia
dan hewan serta digunakan menyirami tanaman, sedangkan dari air laut yang asin
ada udara menjadi sejuk, ikan, mutiara dan marjan. Demikian pula menjadi tempat
berlayar perahu dan kapal-kapal.
Allah swt. telah menundukkan
kapal-kapal untuk hamba-hamba-Nya sehingga kapal yang dibuat mereka itu dapat
membelah lautan dengan izin-Nya. Saking besarnya kapal itu, maka ia bagaikan
gunung yang besar, dimana manusia dapat menaikinya, mereka dapat membawa
barang-barang mereka ke atasnya serta yang mereka butuhkan lainnya untuk dibawa
ke atasnya. Allah swt. yang menjaga lagit dan bumi telah menjaga kapal itu
untuk mereka. Ini termasuk di antara nikmat-nikmat Allah yang besar yang
diberikan-Nya kepada mereka.
TEKNOLOGI
Teleportasi
QS. Naml : 40
Asbabun
Nuzul :
Muhammad ibnu Ishaq telah meriwayatkan
dari Yazid ibnu Ruman yang telah mengatakan bahwa setelah utusan-utusan itu
kembali kepada ratunya dengan membawa pesan Nabi Sulaiman, maka ratu mereka
berkata, "Sesungguhnya, demi Allah, aku mengetahui bahwa dia bukanlah
seorang raja, dan kita tidak akan mampu melawannya, tiada pula artinya
kebesaran kita di hadapannya." Kemudian Ratu Balqis mengirimkan kurirnya
untuk memberitahukan kepada Nabi Sulaiman bahwa ia akan datang bersama semua
pembesar kaumnya untuk menyaksikan sendiri keadaan Nabi Sulaiman dan agama yang
diserukannya. Kemudian Ratu Balqis memerintahkan agar singgasana yang biasa
dipakai duduk olehnya diamankan. Singgasananya terbuat dari emas yang dihiasi
dengan batu yaqut, zabarjad, dan mutiara, lalu disimpan di bagian yang terdalam
dari tujuh ruangan yang berlapis-lapis; masing-masing ruangan dikunci pintunya.
Dan Balqis berkata kepada petugas yang diserahi tugas untuk menggantikan
kedudukannya selama ia pergi, "Jagalah singgasana kerajaanku ini dengan
segenap kekuatan dan fasilitas yang ada pada kamu, jangan biarkan seorang
manusia pun masuk ke dalamnya dan jangan sekali-kali kamu memperlihatkannya
kepada seorang pun sebelum aku datang."
Kemudian berangkatlah Balqis menuju negara
Nabi Sulaiman bersama dua belas ribu iring-iringan yang terdiri dari semua raja
negeri Yaman; masing-masing iringan terdiri dari ribuan prajurit. Nabi Sulaiman
Menugaskan jin-jin untuk memantau perjalanan Ratu Balqis dan melaporkan
kepadanya setiap hari dan malamnya. Manakala Ratu Balqis beserta iringannya
telah dekat, maka Nabi Sulaiman mengumpulkan semua jin dan manusia yang berada
di bawah kekuasaannya, lalu ia berkata kepada mereka: Hai
pembesar-pembesar, siapakah di antara kamu sekalian yang sanggup membawa
singgasananya kepadaku sebelum mereka datang kepadaku sebagai orang-orang yang
berserah diri? (An-Naml: 38)
Qatadah mengatakan bahwa ketika sampai
kepada Nabi Sulaiman bahwa Balqis akan tiba dan telah diceritakan kepadanya
perihal singgasana Balqis, maka ia merasa kagum dengan kisahnya. Disebutkan
bahwa singgasana Balqis terbuat dari emas, kaki-kakinya terbuat dari mutiara
dan batu permata, sedangkan penutupnya terbuat dari kain sutra tebal dan kain
sutra tipis; dan singgasana itu diletakkan di balik pintu sembilan lapis. Maka
Nabi Sulaiman tertarik ingin merampas singgasana itu, tetapi ia tidak suka bila
merampasnya, sedangkan pemiliknya telah masuk Islam. Nabi Sulaiman a.s. telah
mengetahui bahwa bilamana mereka telah masuk Islam, maka haramlah harta benda
dan darah mereka baginya. Untuk itu ia berkata: Hai pembesar-pembesar,
siapakah di antara kamu sekalian yang sanggup membawa singgasananya kepadaku
sebelum mereka datang kepadaku sebagai orang-orang yang berserah diri? (An-Naml:
38)
Hal yang sama telah dikatakan oleh Ata
Al-Khurrasani, As-Saddi, dan Zuhair ibnu Muhammad.
{قَبْلَ
أَنْ يَأْتُونِي مُسْلِمِينَ}
sebelum mereka datang kepadaku sebagai
orang-orang yang berserah diri? (An-Naml: 38)
Bila telah demikian, berarti haram bagiku
harta benda mereka karena mereka telah masuk Islam.
{قَالَ
عِفْريتٌ مِنَ الْجِنِّ}
'Ifrit (yang cerdik) dari golongan jin
berkata. (An-Naml: 39)
Menurut Mujahid, 'Ifrit artinya
jin yang jahat. Syu'aib Al-Jiba-i mengatakan bahwa nama 'Ifrit itu adalah
Kauzan. Hal yang sama telah dikatakan oleh Muhammad ibnu Ishaq, dari Yazid ibnu
Ruman; dan hal yang sama dikatakan pula oleh Wahb ibnu Munabbih dan Abu Saleh,
disebutkan bahwa besarnya 'Ifrit tersebut sama dengan sebuah bukit.
{أَنَا
آتِيكَ بِهِ قَبْلَ أَنْ تَقُومَ مِنْ مَقَامِكَ}
Aku akan datang kepadamu dengan membawa
singgasana itu kepadamu sebelum kamu berdiri dari tempat dudukmu. (An-Naml: 39)
Ibnu Abbas mengatakan, makna yang dimaksud
ialah sebelum Nabi Sulaiman bangkit meninggalkan majelisnya. Mujahid
mengatakan, dari tempat duduknya. As-Saddi dan lain-lainnya mengatakan bahwa
Sulaiman a.s. biasa duduk di majelisnya untuk melakukan peradilan dan keputusan
hukum di antara orang-orang, juga untuk memberi makan mulai dari permulaan
siang hari hingga matahari tergelincir.
{وَإِنِّي
عَلَيْهِ لَقَوِيٌّ أَمِينٌ}
sesungguhnya aku benar-benar kuat untuk
membawanya lagi dapat dipercaya. (An-Naml: 39)
Ibnu Abbas mengatakan, bahwa 'Ifrit itu
kuat membawanya lagi dapat dipercaya untuk menjaga semua permata yang ada di
dalam singgasana itu. Maka Nabi Sulaiman berkata, "Aku menginginkan lebih
cepat dari itu."
Dapat disimpulkan bahwa Nabi Sulaiman
bermaksud mendatangkan singgasana itu untuk menampakkan kebesaran dari apa yang
telah dianugerahkan oleh Allah kepadanya, yaitu kerajaan dan bala tentara yang
ditundukkan untuknya; belum pernah ada seorang pun yang dianugerahi pemberian
seperti itu dan tidak pula sesudahnya. Agar hal tersebut dijadikan sebagai
bukti kenabiannya di hadapan Ratu Balqis dan kaumnya. Karena suatu hal yang
luar biasa bila singgasananya didatangkan seperti apa adanya (utuh) sebelum mereka
datang ke hadapan Sulaiman a.s. Padahal singgasana itu ditaruh di tempat yang
terkunci berlapis-lapis dan di bawah pengawalan dan penjagaan yang sangat
ketat. Ketika Sulaiman a.s. mengatakan bahwa ia menginginkan yang lebih cepat
dari itu,
{قَالَ الَّذِي
عِنْدَهُ عِلْمٌ مِنَ الْكِتَابِ}
Berkatalah seorang yang mempunyai ilmu
dari Al-Kitab. (An-Naml:
40)
Ibnu Abbas mengatakan bahwa nama orang itu
adalah Asif, sekretaris Nabi Sulaiman. Hal yang sama diriwayatkan oleh Muhammad
ibnu Ishaq, dari Yazid ibnu Ruman yang telah mengatakan bahwa nama orang
tersebut adalah Asif ibnu Barkhia, dia adalah seorang yang jujur lagi
mengetahui Ismul A'zam.
Qatadah mengatakan bahwa nama orang
tersebut adalah Asif, seorang yang beriman dari kalangan manusia. Hal yang sama
telah dikatakan oleh Abu Saleh, Ad-Dahhak, dan Qatadah, bahwa dia adalah
seorang manusia. Qatadah menyebutkan keterangan yang lebih lengkap, bahwa orang
itu berasal dari Bani Israil. Mujahid mengatakan bahwa nama orang itu adalah
Astum. Menurut Qatadah dalam riwayat lain yang bersumber darinya, menyebutkan
bahwa nama orang itu adalah Balikha.
Zuhair ibnu Muhammad mengatakan, dia
adalah seorang lelaki yang dikenal dengan nama Zun Nur. Abdullah ibnu Lahi'ah
menduga bahwa lelaki tersebut adalah Khidir, tetapi pendapatnya ini aneh
sekali.
Firman Allah Swt.:
{أَنَا
آتِيكَ بِهِ قَبْلَ أَنْ يَرْتَدَّ إِلَيْكَ طَرْفُكَ}
Aku akan membawa singgasana itu kepadamu
sebelum matamu berkedip. (An-Naml: 40)
Orang itu berkata kepada Sulaiman a.s.,
"Angkatlah pandangan matamu ke atas dan lihatlah sejauh matamu memandang,
maka sesungguhnya bila matamu merasa lelah dan berkedip, singgasana itu telah
berada di hadapanmu."
Wahb ibnu Munabbih mengatakan,
"Layangkanlah pandangan matamu sejauh mataku memandang, maka sebelum
pandangan matamu mencapai pemandangan yang terjauh, aku telah dapat
mendatangkan singgasana itu." Para ulama menyebutkan bahwa Asif meminta
kepada Sulaiman a.s. agar memandang ke arah negeri Yaman tempat singgasana itu
terdapat, lalu Asif berwudu dan berdoa kepada Allah. Mujahid mengatakan bahwa
Asif mengatakan dalam doanya, "Ya Zal Jalali Wal
Ikram," yang artinya "Ya Tuhan yang memiliki keagungan dan
kemuliaan".
Az-Zuhri mengatakan bahwa Asif mengatakan
dalam doanya, "Ya Tuhan kami dan Tuhan segala sesuatu, yaitu Tuhan Yang
Maha Esa, tiada Tuhan yang berhak disembah kecuali hanya Engkau, datangkanlah
'Arasynya kepadaku." Maka seketika itu juga singgasana ('Arasy)nya berada
di hadapannya. ,
Mujahid, Sa'id ibnu Jubair, Muhammad ibnu
Ishaq, Zuhair ibnu Muhammad, dan lain-lainnya mengatakan bahwa setelah berdoa
memohon kepada Allah Swt. agar singgasana Balqis didatangkan di hadapannya,
saat itu singgasana berada di negeri Yaman, sedangkan Nabi Sulaiman berada di
Baitul Maqdis, maka singgasana Balqis hilang dan masuk ke dalam tanah kemudian
muncul di hadapan Sulaiman a.s.
Abdur Rahman ibnu Zaid ibnu Aslam
mengatakan, Sulaiman tidak menyadari bahwa singgasana Balqis dalam sekejap mata
telah berada di hadapannya. Dan yang membawa ke hadapannya adalah salah seorang
dari hamba Allah yang ada di laut. Setelah singgasana Balqis berada di
hadapannya dan para pembesar kerajaannya menyaksikan hal itu,
{قَالَ
هَذَا مِنْ فَضْلِ رَبِّي}
ia pun berkata, "Ini termasuk karunia
Tuhanku.” (An-Naml:
40)
Yaitu ini adalah nikmat Allah yang
diberikan kepadaku.
{أَأَشْكُرُ
أَمْ أَكْفُرُ وَمَنْ شَكَرَ فَإِنَّمَا يَشْكُرُ لِنَفْسِهِ}
untuk mencoba aku, apakah aku bersyukur
atau mengingkari (akan
nikmat-Nya). Dan barang siapa yang bersyukur, maka sesungguhnya dia
bersyukur untuk (kebaikan) dirinya sendiri. (An-Naml:
40)
Ayat ini semakna dengan apa yang
disebutkan dalam ayat lain melalui firman Allah Swt. yang mengatakan:
{مَنْ
عَمِلَ صَالِحًا فَلِنَفْسِهِ وَمَنْ أَسَاءَ فَعَلَيْهَا}
Barang siapa yang mengerjakan amal yang
saleh, maka (pahalanya) untuk
dirinya sendiri; dan barang siapa yang berbuat jahat, maka (dosanya) atas
dirinya sendiri. (Fussilat: 46)
{وَمَنْ عَمِلَ صَالِحًا فَلأنْفُسِهِمْ
يَمْهَدُونَ}
dan barang siapa yang beramal saleh, maka
untuk diri mereka sendirilah mereka menyiapkan (tempat yang menyenangkan). (Ar-Rum: 44)
Adapun firman Allah Swt.:
{وَمَنْ
كَفَرَ فَإِنَّ رَبِّي غَنِيٌّ كَرِيمٌ}
Dan barang siapa yang ingkar, maka
sesungguhnya Tuhanku Mahakaya lagi Mahamulia. (An-Naml: 40)
Artinya Allah Mahakaya, tidak memerlukan hamba-hamba-Nya
dan juga penyembahan mereka,
{كَرِيمٌ}
lagi Mahamulia. (An-Naml: 40)
Zat Allah Mahamulia, sekalipun tidak ada
seseorang yang menyembah-Nya, kebesaran Allah tidak memerlukan kepada seseorang
pun dari makhluk-Nya. Hal ini sama seperti yang diungkapkan oleh Musa:
{إِنْ
تَكْفُرُوا أَنْتُمْ وَمَنْ فِي الأرْضِ جَمِيعًا فَإِنَّ اللَّهَ لَغَنِيٌّ
حَمِيدٌ}
Jika kamu dan orang-orang yang ada di muka
bumi semuanya mengingkari (nikmat Allah), maka sesungguhnya Allah Mahakaya lagi Maha
Terpuji. (Ibrahim: 8)
Besi
QS. Hadid : 25
Asbabun
Nuzul :
Adapun firman Allah Swt.:
{وَأَنزلْنَا
الْحَدِيدَ فِيهِ بَأْسٌ شَدِيدٌ}
Dan Kami ciptakan besi yang padanya
terdapat kekuatan yang hebat. (Al-Hadid: 25)
Maksudnya, Kami jadikan besi itu sebagai
sarana untuk menekan orang yang membangkang terhadap perkara yang hak dan
mengingkarinya padahal hujah-hujah telah ditegakkan di hadapannya. Karena
itulah maka Rasulullah Saw. bermukim di Mekah sesudah kenabian selama tiga
belas tahun, yang selama itu diwahyukan kepada beliau semua surat Makkiyyah,
yang isinya mengandung bantahan terhadap orang-orang musyrik, dan penjelasan,
serta keterangan mengenai ketauhidan dan dalil-dalil lainnya. Dan manakala
hujah (alasan) telah ditegakkan terhadap orang-orang yang menentang syariat
Allah, maka Allah Swt. memerintahkan kepada NabiNya dan kaum muslim untuk
berhijrah, dan memerintahkan pula kepada mereka untuk memerangi kaum musyrik
dengan memakai senjata dan menghukum mati serta memenggal kepala orang yang
menentang Al-Qur'an, mendustakannya dan mengingkari kebenarannya.
وَقَدْ رَوَى الْإِمَامُ أَحْمَدُ وَأَبُو
دَاوُدَ، مِنْ حَدِيثِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ ثَابِتِ بْنِ ثَوْبَانَ، عَنْ
حَسَّانَ بْنِ عَطِيَّةَ، عَنْ أَبِي الْمُنِيبِ الْجُرَشِيِّ الشَّامِيِّ، عَنِ
ابْنِ عُمَرَ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:
"بُعِثتُ بِالسَّيْفِ بَيْنَ يَدَي السَّاعَةِ حَتَّى يُعبَد اللَّهُ
وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، وجُعِل رِزْقِي تَحْتَ ظِلّ رُمْحي، وَجَعَلَ الذِّلَّةُ
والصِّغار عَلَى مَنْ خَالَفَ أَمْرِي، وَمَنْ تَشبَّه بِقَوْمٍ فَهُوَ
مِنْهُمْ"
Imam Ahmad telah meriwayatkan —juga Abu
Daud— melalui hadis Abdur Rahman ibnu Sabit ibnu Sauban, dari Hasan ibnu
Atiyyah, dari Abul Munib Al-Jarasyi Asy-Syami, dari Ibnu Umar yang mengatakan
bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda:Aku diutus dengan membawa pedang
sebelum hari kiamat, hingga hanya Allah semata sajalah yang disembah tiada
sekutu bagi-Nya. Dan Allah menjadikan rezekiku berada di bawah bayangan
tombakku, dan menjadikan kehinaan dan kerendahan bagi orang yang menentang
perintahku; dan barang siapa yang menyerupai suatu kaum, maka dia termasuk dari
mereka.
Untuk itulah maka disebutkan oleh
firman-Nya:
{فِيهِ
بَأْسٌ شَدِيدٌ}
yang padanya terdapat kekuatan yang
hebat. (Al-Hadid:
25)
Yakni dapat dijadikan senjata seperti
pedang, tombak, anak panah, dan tameng serta senjata lainnya.
{وَمَنَافِعُ
لِلنَّاسِ}
dan berbagai manfaat bagi manusia. (Al-Hadid: 25)
Yaitu dalam kehidupan mereka, karena besi
itu dapat dijadikan sebagai sarana untuk pekerjaan mereka seperti cangkul,
kapak, gergaji, pahat, alat untuk membajak tanah, dan peralatan lainnya yang
digunakan untuk keperluan pertanian, pertukangan serta alat-alat lainnya yang
diperlukan oleh manusia.
Alba ibnu Ahmad telah meriwayatkan dari
Ikrimah, dari Ibnu Abbas yang mengatakan bahwa ada tiga hal yang diturunkan
bersama-sama dengan Adam, yaitu landasan palu, penjepit (tang), dan palu.
Demikianlah menurut riwayat Ibnu Jarir dan Ibnu Abu Hatim.
Firman Allah Swt.:
{وَلِيَعْلَمَ
اللَّهُ مَنْ يَنْصُرُهُ وَرُسُلَهُ بِالْغَيْبِ}
dan supaya Allah mengetahui siapa yang
menolong (agama)-Nya dan
rasul-rasul-Nya, walaupun (Allah) tidak dilihatnya. (Al-Hadid:
25)
Yakni dari niatnya saat memanggul senjata
untuk membela agama Allah dan menolong Rasul-Nya.
{إِنَّ
اللَّهَ قَوِيٌّ عَزِيزٌ}
Sesungguhnya Allah Mahakuat lagi
Mahaperkasa. (Al-Hadid:
25)
Allah Mahakuat lagi Mahaperkasa, menolong
orang yang ditolong-Nya, sedangkan Dia tidak memerlukan bantuan siapa pun, dan
sesungguhnya Dia mensyariatkan (memerintahkan) untuk berjihad hanyalah
semata-mata untuk menguji sebagian dari kamu dengan sebagian yang lain.
Perjalanan ke Luar Angkasa
QS. Hijr : 14-15
Penjelasan :
Alquran menyebut aktivitas naik ke
langit debgan bahasa "uruj". Langit adalah bangunan kokoh yang
dipenuhi materi dan energi, dan ia tak bisa ditembus atau dijelajah melainkan
harus melewati salah satu pintunya yang terbuka. setelah manusia mampu
menjelajah luar angkasa, barulah mereka mnegtahui bahwa alam semesta diliputi
oleh kegelapan total pada sebagian besar bagiannya dan sabuk siang yang
melingkar di belahan bola bumi yang berhadapan dengan matahari ketebalannya
tidak sampai 200 km diatas permukaan laut, sehinggga jika manusia naik keatas
melebihi angka tersebut, maka ia akan melihat matahari sebagai bulatab warna
biru di lembaran hitam yang sangat pekat.
Televisi
QS. Naml : 44
Penjelasan :
Puluhan abad
sebelum adanya teknologi televisi, Alquran sudah mengenalkan tentang adanya
televisi, sebagaimana disebutkan dalam kisah Ratu Balqis bersama Nabi Sulaiman
:
Yaitu Ratu Balqis mengiranya sebagai
kolam air yang besar karena memang tampak seperti demikian. Benda yang seperti
itu pada za-man sekarang dikenal sebagai TV yang monitarnya adalah kaca.
ALHADIS
Transportasi
ثُمَّ أُتِيتُ بِدَابَّةٍ أَبْيَضَ
يُقَالُ لَهُ الْبُرَاقُ فَوْقَ الْحِمَارِ وَدُونَ الْبَغْلِ يَقَعُ خَطْوُهُ
عِنْدَ أَقْصَى طَرْفِهِ فَحُمِلْتُ عَلَيْهِ ثُمَّ انْطَلَقْنَا حَتَّى أَتَيْنَا
السَّمَاءَ الدُّنْيَا
“Kemudian aku didatangi binatang yang
disebut Buroq, yang lebih tinggi dari keledai namun lebih pendek dari Baghol,
yang setiap langkah kakinya adalah sejauh batas pandangan mata. Aku dibawa di
atasnya, kemudian kami pergi hingga kami mendatangi langit dunia.” (HR. Ahmad,
Al-Bukhori, Muslim dan lain-lain)
Asbabul
Wurud :
Dalam kisah Isra Miraj terdapat isyarat
kepada teknologi transportasi. Di mana ketika kisah ini diceritakan kepada
manusia ketika itu, mayoritas manusia mentertawakan Rasulullah saw. dan
menuduhnya sebagai orang gila. Karena perjalanan dari Mekah ke Yerussalem
ketika itu bila ditempuh dengan kendaraan unta yang tercepat sekalipun tetap
membutuhkan waktu 2 bulan untuk perjalanan bolak-balik. Namun Nabi saw. mengaku
melakukannya hanya dalam tempo kurang dari semalam. Padahal hal ini tidak mustahil
bila kita memperhatikan kecepatan kendaraan yang dinaiki Rasulullah saw. yaitu
Buroq.
Penjelasan
:
Hadis ini mengisyaratkan akan adanya
teknologi transportasi dengan kecepatan super, baik kendaraan darat maupun
udara, seperti pesawat supersonic, pesawat challenger dan lain-lainnya.
Biologi
Sebelum berkembangnya ilmu kepurbakalaan
yang ditandai dengan ditemukannya fosil-fosil hewan raksasa yang dikenal
sebagai dinosaurus, Rasulullah saw. jauh-jauh hari telah mengabarkan :
خَلَقَ
اللَّهُ آدَمَ عَلَى صُورَتِهِ طُولُهُ سِتُّونَ ذِرَاعًا … فَلَمْ يَزَلْ
الْخَلْقُ يَنْقُصُ بَعْدُ حَتَّى الآنَ
Hadis ini memberitakan bahwa manusia
pada zaman Nabi Adam as. tingginya hingga 60 hasta. Penjelasan :
Sehingga wajar bila kadal-kadalnya yang
dikenal sebagai dinosaurus bisa mencapai panjang belasan meter. Namun semua
makhluk terus menyusut dalam ukurannya hingga berakhir penyusutan ukuran itu
pada zaman ini, yaitu zaman Nabi saw.. Hadis ini juga membantah teori evolusi
Darwin yang sama sekali tidak ilmiah.
BUKHARI
No. 1734 “PEPOHONAN”
حَدَّثَنَا
أَبُو النُّعْمَانِ حَدَّثَنَا ثَابِتُ بْنُ يَزِيدَ حَدَّثَنَا عَاصِمٌ أَبُو
عَبْدِ الرَّحْمَنِ الْأَحْوَلُ عَنْ أَنَسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُعَنْ النَّبِيِّ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ الْمَدِينَةُ حَرَمٌ مِنْ كَذَا إِلَى
كَذَا لَا يُقْطَعُ شَجَرُهَا وَلَا يُحْدَثُ فِيهَا حَدَثٌ مَنْ أَحْدَثَ حَدَثًا
فَعَلَيْهِ لَعْنَةُ اللَّهِ وَالْمَلَائِكَةِ وَالنَّاسِ أَجْمَعِينَ (BUKHARI –
1734)
Artinya
: Telah menceritakan kepada kami Abu An-Nu’man telah menceritakan kepada kami
Tsabit bin Tazid telah menceritakan kepada kami ‘Ashim Abu ‘Abdurrahman Al
Ahwal dari Anas radliallahu ‘anhu dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam
bersabda: “Madinah adalah tanah suci dari ini dan ini. Yaitu tidak boleh
ditebang pepohonannya dan tidak boleh berbuat kemungkaran didalamnya.
Barangsiapa yang berbuat kemungkaran (bid’ah) yang dilarang agama didalamnya
maka orang itu akan mendapat laknat dari Allah, para malaikat dan seluruh
manusia”.
BUKHARI
No. 2124 PERTANIAN
حَدَّثَنَا
مُوسَى بْنُ إِسْمَاعِيلَ حَدَّثَنَا جُوَيْرِيَةُ بْنُ أَسْمَاءَ عَنْ نَافِعٍ
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَأَعْطَى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ خَيْبَرَ الْيَهُودَ أَنْ يَعْمَلُوهَا وَيَزْرَعُوهَا
وَلَهُمْ شَطْرُ مَا يَخْرُجُ مِنْهَاوَأَنَّ ابْنَ عُمَرَ حَدَّثَهُ أَنَّ
الْمَزَارِعَ كَانَتْ تُكْرَى عَلَى شَيْءٍ سَمَّاهُ نَافِعٌ لَا أَحْفَظُهُ
وَأَنَّ رَافِعَ بْنَ خَدِيجٍ حَدَّثَ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ نَهَى عَنْ كِرَاءِ الْمَزَارِعِ وَقَالَ عُبَيْدُ اللَّهِ عَنْ نَافِعٍ
عَنْ ابْنِ عُمَرَ حَتَّى أَجْلَاهُمْ عُمَرُ (BUKHARI – 2124)
Artinya
: Telah menceritakan kepada kami Musa bin Isma’il telah menceritakan kepada
kami Juwairiyah bin Asma’ dari Nafi’ dari ‘Abdullah radliallahu ‘anhu berkata;
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengadakan kerjasama kepada orang
Yahudi dari tanah khaibar agar dimanfaatkan dan dijadikan ladang pertanian dan
mereka mendapat separuh hasilnya. Dan bahwa Ibnu’Umar radliallahu ‘anhuma
menceritakan kepadanya bahwa ladang pertanian tersebut disewakan untuk sesuatu
yang lain, yang disebutkan oleh Nafi’, tapi aku lupa. Dan bahwa Rafi’ bin
Khadij menceritakan bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam melarang menyewakan
ladang pertanian (untuk usaha selain bercocok tanam). Dan berkata, ‘Ubaidullah
dari Nafi’ dari Ibnu’Umar radliallahu ‘anhuma; Hingga akhirnya ‘Umar mengusir
mereka (orang Yahudi).
Pergantian Siang dan Malam
Telah bercerita
kepada kami Muhammad bin Yusuf telah bercerita kepada kami Sufyan dari Al
A'masy dari Ibrahim at-Taymiy dari bapaknya dari Abu Dzar radliallahu 'anhu
berkata; Nabi shallallahu 'alaihi wasallam berkata kepada Abu Dzar ketika
matahari sedang terbenam: "Tahukah kamu kemana matahari itu pergi?".
Aku jawab; "Allah dan Rasul-Nya yang lebih tahu". Beliau berkata:
"Sesungguhnya dia akan terus pergi hingga bersujud di bawah al-'Arsy lalu
dia minta izin kemudian diizinkan dan dia minta agar terus saja bersujud namun
tidak diperkenankan dan minta izin namun tidak diizinkan dan dikatakan
kepadanya: "Kembalilah ke tempat asal kamu datang". Maka matahari itu
terbit (keluar) dari tempat terbenamnya tadi". Begitulah sebagaimana
firman Allah QS Yasin ayat 38 yang artinya: (Dan matahari berjalan pada tempat peredarannya
(orbitnya). Demikianlah itu ketetapan Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha
Mengetahui) ".
Fisika
Pembelahan Bulan
Pembelahan Bulan
Nabi Bersabda :
اِنْشِقَاقُ الْقَمَرِ كَرَمَةً لِرَسُوْلِ اللهِ
Terjemahan : “ Terbelahnya bulan merupakan karamah
Rasulullah “. (HR. Imam Al-Bukhori ).
Bintang –
bintang di langit
Nabi bersabda :
تُوْعَدُوْنَ مَا السَّمَاءَ
أَتَى النُّجُوْمُ ذَهَبَتِ فَأِذَا لِلسَّمَاءِ
أَمَنَةٌ النُّجُوْمُيُوْعَدُوْنَ مَا أَصْحَابِى أَتَى ذَهَبْتُ فَأِذَا
أَصْحَابِى أَمَنَةٌ أَنَاوَ أَتَىأَصْحَابِى ذَهَبَ فَأِذَا
لِأُمَّتِى أَمَنَةٌ وَأَصْحَابِى يُوْعَدُوْنَ مَا أُمَّتِى
Terjemahan : “Bintang-bintang
adalah pengaman bagi langit, jika bintang mati, maka datanglah pada langit
sesuatu yang mengancamnya. Dan aku adalah pengaman bagi sahabatku, jika aku
mati, maka datanglah kepada para sahabat sesuatu yang mengancam mereka.
Sahabatku adalah pengaman umatku, jika mereka mati, maka datanglah kepada
umatku sesuatu yang mengancam mereka.” (HR. Imam Muslim).
Ilmu Rasi Bintang
Terjemahan : “Belajarlah dari
nasabmu apa yang dapat kamu sambung dengannya tali persaudaraanmu kemudian
sempurnakanlah dan belajarlah bahasa arab apa yang kamu ucapkannya kitab Allah
kemudian sempurnakanlah, kemudian belajarlah dari bintang-bintang apa yang kamu
dapatkan petunjuk dengannya didalam kegelapan daratan dan lautan kemudian
sempurnakanlah.” (Imam al-baihaqi)
Langganan:
Postingan (Atom)